Monev Kinerja PNS Jakarta Timur 2023

Jakarta | Rabu, 20 Desember 2023 - Kepada yang terhormat, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur.

Pembuatan Pesan Izin GDPR

Rabu, 1 November 2023 - Admin berniat ingin membuka google adsense guna mengecek penghasilan dari adsense,...

Asphalt 9: Ares S1 Grand Prix - Greenland Coastal Ice

Senin, 16 Oktober 2023 - Setelah mencoba tes rekam video melalui software Clipchamp, akhirnya gw mencoba kembali merekam video game.

Claim Daily Events Asphalt 9

Senin, 16 Oktober 2023 - Testing record video pake software Clipchamp.

Penginputan EKIN Bulan Juli 2023

Selasa, 1 Agustus 2023 - Info PTK memberitahukan kepada seluruh PNS dan CPNS di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

PT. HIJAS LINE TUJUH TUJUH - HIJAS TRANS 77
Tampilkan postingan dengan label Sajak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sajak. Tampilkan semua postingan

Sebuah Negeri Kebanggaanku dan Tanah Airku

Tentang : Cinta Tanah Air Indonesia

Nusa Tenggara, Indonesia ku
sebuah negri yang menjadkan tempat diriku
dan tempat orang lain dilahirkan
sebuah bangsa dimana diriku dibesarkan
diriku menjadi kuat atau hebat kalo
sudah menginjak tanah air ku

Indonesia adalah negri tumpah daraku
dari ujung sampai ujung
engkau begitu sangat hijau

setiap cerita selalu berbeda-beda

engkau adalah negriku sebagai kebangsaan
yang ku cinta tanah air Indonesia
Aku disini sebagai putra putri tanah air
yang akan menggantikan para pahlawan ku ...

Sumber : Anak-anak kelas 8A SMP Negeri 14 Jakarta

Kumpulan Sajak Fathul Huda

Pemimpin itu merangkul, bukan memukul.

Setets air mata ibumu yang jatuh karna perbuatanmu, 
sama sajalah satu butir peluru yang menembus dadamu.

by Fathul Huda
Siswa SMP Negeri 61 Jakarta

Guruku Hebat

bagaimana tidak hebat
rutinitas pagi harus serba hemat
bangun tepat
mandi cepat
sarapan kalo sempat

guruku hebat
jam 05.00 sudah wangi
menjemput sang pelangi
mengantarkannya meraih mimpi
demi ibu pertiwi

guruku hebat
bertahun tahun menahan diri
dari keinginan hati
dari nafsu yang menghampiri
walau kadang makan hati

guruku hebat
bagimana tidak hebat
tiap hari menopang martabat
walau kadang tak bersahabat
namun tetap kuat

guruku tetap hebat...
dalam kekurangan tetap bertahan
dalam kesederhanaan tetap diam
dalam kesuksesan tetap sopan
dalam kemakmuran tetap tenang

guruku memang hebat
meski bukan konglomerat
namun tak melarat
meski bukan bangsawan
namun tetap menawan

guruku hebat
mendidik anak negeri sepenuh hati
mengajarkan budi pekerti
agar menjadi insan yang bernurani
tanpa harus menyakiti

guruku tetap yang hebat
gaji kecil tak sakit hati
gaji cukup tak sombong diri
meski banyak yang sakit hati
karna guru dapat sertifikasi

guruku memang hebat
meski mutasi dan gandanya
kompetensi mengancam diri
tak menjadikannya patah hati
mengabdikan diri untuk negeri
sambil menunggu panggilan Surgawi

Karya Siswa SMAN 6 Bogor - Juara Puisi se-Jabar

GUGUR BUNGA

Cipt. Ismail Marzuki

Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati

Reff:

Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu
Tanah air jaya sakti

Gugur bungaku di taman hati
Di hari baan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti

MARS PERGUNU


PERGUNU adalah anonim dari Persatuan Guru Nahdhatul Ulama

Wahai Para Guru Bintang Sembilan
Bangkitlah dari Tidurmu yang Panjang
Bersatulah di Pergunu untuk Berjuang
Mengajar dengan Ikhlas dan Lapang

Bintang Sembilan Lembut Temaram
Sinarilah Malam nan Gelap Kelam
Untuk Pedoman Lewati Malam
Menuju Fajar Islam nan Tentram

Siramilah Tunas Muda di Pagi Hari
Dengan Air Bening Surgawi
Agar Tumbuh Kokoh di Bumi Pertiwi
Menahan Badai Duniawi

Bintang Sembilan Lembut Temaram
Sinarilah Malam nan Gelap Kelam
Untuk Pedoman Lewati Malam
Menuju Fajar Islam nan Tentram

Siramilah Tunas Muda di Pagi Hari
Dengan Air Bening Surgawi
Agar Tumbuh Kokoh di Bumi Pertiwi
Menahan Badai Duniawi

Bintang Sembilan Lembut Temaram
Sinarilah Malam nan Gelap Kelam
Untuk Pedoman Lewati Malam
Menuju Fajar Islam nan Tentram

Karya : H. A. Fathillah / Zainal Abidin MB.


ALMA MATER

By: Ayatrohaedi*

Aku melangkah ke luar gapura dan tertegun di bawahnya: 
Gerbang yang pernah menerima kedatanganku, 
kini hendak kutinggalkan. 
Alangkah kecil diriku, 
memandang keluasan dunia di luar lingkungan kampus.

Sekian tahun yang lalu, 
aku melangkah memasuki gapura ini, 
dan tertegun di bawahnya:
Di dalam, 
telah siap api menyala untuk menggodogku. 
Alangkah bangga hatiku, 
menjadi anak-didiknya.

Dan tahun-tahun berlalu, 
sekian kali telah berlalu.
Kemudian tibalah ketika, 
aku harus melangkahkan kaki ke luar gapura. 
Dengan bekal yang kubawa sedikit pengetahuan, 
sesusun pengalaman, 
dan yang terpenting, seberkas nasihat:
 
"Anakku, kulepas kau pergi, 
adalah dengan keyakinan telah bisa berdiri sendiri. 
Ku relakan kau berjalan, 
dan yang selalu musti kau ingat, 
sekolahmu belum lagi selesai, tapi malah baru mulai.
Karena di luar lingkungan Alma matermu ini,
gerbang sekolah paling besar terbuka:
masyarakat, lingkungan yang harus kau masuki,
dunia yang wajib kau datangi,
di mana kau musti hidup dan menghidupinya.
Ia telah siap menerima kedatanganmu.
Ia menagih janjimu, 
menuntut bakti dari segala yang pernah kau tuntut di sini.
Pergilah kau, berjalanlah dengan tabah, anakku."

*Mengenang 9 tahun lalu, Ayatrohaedi meninggal dunia pada 18 Februari 2006, di usia 66 tahun.

Sadar Tertindas

Oleh Budi Permana*

SADAR TERTINDAS

Ketertindasan itu hal yang materi kawanku
Bisa di rasa oleh seluruh indra tubuhmu
Rongga dada dan hatimu menjerit merasa
Amarah dan air mata nampak diwajah kita

Kalau takut berkata-kata mengungkap rasa
lalu siapa yang menakuti kita selama ini
Bukankah diam adalah menerima
Pada penindasan itu sendiri.

Bicaralah walau hanya gumam
bergeraklah walau hanya kepalkan tinju kiri
Tapi jangan angkat kedua tanganmu tinggi-tinggi
Menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya seraya berkata ini takdir.

*Dia kelahiran 27 September 1992, yang sedang belajar sebagai Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Total

Oleh Budi Permana*

TOTAL

Bila kau tak senang keritik
Lalu kau cabut lidahku
Sesungguhnya aku masih bisa bergumam
Tanda tak setuju pada kehendak napsu binatangmu

Bila kau tak senang kepalan tinju kiriku
Lalu kau potong kedua lenganku
Sesungguhnya aku masih punya kepala
Menanduk kekuasaanmu

Bila kau tak senang langkah juangku
Lalu kau remuk-remuk tulang belulangnya
Sesungguhnya aku masih punya tubuh
Yang berguling-guling kearah kejatuhanmu

*Dia kelahiran 27 September 1992, yang sedang belajar sebagai Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mutiara Hati

ku rindu kasih sayangmu
kau pergi tinggalkanku
masih lekat di dalam hatiku
kau bilangku mutiara hati

ku ingin berjumpa denganmu
bunda tlah menghadap illahi
biarkanlah hanya dalam mimpi
tuk menghapus semua rinduku

ya Allah berikanlah kami
bunda yang berhati mulia
sebagai ganti dia yang pergi
menuju ridhomu...

Hitamnya Dunia

By : Wafi

Ketika bulan sedang kelam
Perasaan takut yang menyelimuti
Di malam yang gelap
Tidak ada cahaya
Bagaikan lampu padam

Laut

By : Cahyo
Aliran airnya memberikan kesan
indahnya ciptaan Tuhan

    Kedalamannya...
    Menggambarkan ketenangan

Dan anginnya seolah disajikan
Hawa dingin meniupkan
seakan menggigit tubuh ini sampai menggigil

Hymne UIN Jakarta

UIN harumlah namamu
Islam Dasar Tujuanmu
Menjadi lambang keagungan bangsa
Pengabdi Pancasila

Pembangun jiwa serta penggali
Cita Islam yang hak dan sejati
Citra Merdeka dan pancasila
Bertumpukan darma baktimu

Jayalah Negara, jayalah Bangsa
UIN bakti nyata